Kemarin, 13 November 2012.
Lagi lagi di kopsis.
Ya, sepertinya kopsis sekolah telah merekam banyak cerita dan momen spesial bagi kami para siswa. Bagaimana tidak ? Kopsis adalah salah satu tempat yang adil tanpa ada perbedaan kasta bagi para pengunjungnya. Tempat yang bisa dikunjungi oleh semua kalangan warga sekolah, mulai dari kalangan bawah, median, atas, minoritas, mayoritas, si junior dan senior.
Kali ini tentang Si Junior, siapa lagi kalau bukan dia ? Si Satria Scorpion Boy.
Begini ceritanya, hari itu aku lagi ada di kopsis sekolah. Waktu mau ambil jajan, rasanya sulit banget. Maklum kopsisnya nggak luas-luas amat, sekitar 1/2 dari luas ruang kelas. Tapi mungkin ini menjadi sebuah keberuntungan. Barulah Si SSB masuk, dan aku mencoba untuk tetap tenang. Padahal aslinya degdegan banget nih jantung.
Melirik matanya, ya itulah yang selalu aku lakukan saat bertemu cowok ini. Meski tak pernah ada balasan. Senang banget rasanya, bisa melihat orang yang kita suka sedekat ini. Maklumlah, ketemu aja harus nunggu Dewi Fortuna dulu. Lanjut, karena udah ditungguin temanku, aku langsung bayar ke Mbak Kopsis dan keluar. Mataku masih mencari-cari, di mana dia. Setelah sekitar 7 langkah berjalan meninggalkan kopsis, aku sengaja menengok ke belakang. Tepat sekali, dia ada di depan pintu. Dan yang membuat aku kaget, dia seperti melihat ke arahku. Tapi, ah mungkin hanya perasaanku saja.
Melirik matanya, ya itulah yang selalu aku lakukan saat bertemu cowok ini. Meski tak pernah ada balasan. Senang banget rasanya, bisa melihat orang yang kita suka sedekat ini. Maklumlah, ketemu aja harus nunggu Dewi Fortuna dulu. Lanjut, karena udah ditungguin temanku, aku langsung bayar ke Mbak Kopsis dan keluar. Mataku masih mencari-cari, di mana dia. Setelah sekitar 7 langkah berjalan meninggalkan kopsis, aku sengaja menengok ke belakang. Tepat sekali, dia ada di depan pintu. Dan yang membuat aku kaget, dia seperti melihat ke arahku. Tapi, ah mungkin hanya perasaanku saja.
Sesampai di kelas, seorang temanku (sebut saja) Resty berlari-lari sambil teriak memanggil namaku. Sepertinya, dia juga dari kopsis.
Dia : Eh, eh, dia tau kamu.
Aku : Siapa?
Dia : Ya, siapa lagi kalau bukan dia.
Aku : Kok bisa?
Dia : Tadi aku dengar dia ditanya sama temannya.
Aku : Gimana? Gimana?
Dia : Dia ditanya "Udah tau orangnya?" | "Mana? Mana?" | "Itu baru keluar". Dan pas aku liat ke arah pintu, ternyata orang yang dimaksud itu kamu.
Aku : Waduh pantesan..(Tadi dia ngelihatin aku)
Dia : Kenapa ?
Aku : Mmm nggak pa-pa. Ya udah makasih ya atas infonya.
Harusnya aku senang, tapi kenapa nggak ? Aku malah sedih. Sebenarnya aku nggak ingin dia tau. Kalau boleh memilih, aku lebih suka menjadi pengagum rahasianya. Fans ? Ya, mungkin itu lebih tepat. Julukan bagi seseorang yang "menyukai" orang, yang bahkan tidak dia kenal.
Sebenarnya aku takut kalau dia menghindar. Padahal aku nggak ada maksud apa-apa. Fine, oke, aku cuma kagum sama dia. Aku nggak berharap lebih, aku hanya ingin tau, siapa dan bagaimana dia. Terkadang aku juga bingung, karena ini yang pertama kalinya aku ngefans sama orang biasa (bukan orang populer).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar